Senin, 27 Agustus 2018

Kajian Dan Dialog Ilmiah Islam Nusantara Bersama Guib Kab. Magetan.


Magetan,  bertempat di Masjid Al Asmi Kel. Selosari Kec/Kab. Magetan telah dilaksanakan kegiatan kajian dan dialog ilmiah Islam Nusantara oleh GUIB (Gerakan Umat Islam Bersatu) Magetan dengan tema ''Kajian ilmiah prinsip akidah ahlus sunah wal jamaah'' sebagai penanggung jawab Ketua GUIB Kab Magetan Sdr Imam Yudianto, SH,MM yg dihadri sekitar 60 orang.


Hadir dalam kegiatan Ketua GUIB Magetan Sdr Imam Yudianto, SH,MM.  Pimpinan redaksi majalah Islam An Najah Ustad Mas'ud Izzul Mujahid. Dai Madina Ustad Ubaidillah.  Pengurus Muhammadiyah Kab Magetan Ustad Anwar Sanusi.  Ketua Forum Komunikasi Aktivis Masjid Kab Magetan Ustad Zuhaer Azzamillly. Ketua ODOJ/One Day One Juz Kab. Magetan Sdr Dedi Tri Wahyudi.  Ketua Majelis Qolbun Salim Magetan Sdr Surawan.  Jamaah yg tergabung GUIB.

 Sambutan Ketua Panitia oleh Ketua GUIB Magetan Sdr Imam Yudianto, SH,MM  Mengucapkan terima kasih kpd para Iqkwan/jamaah yg telah hadir dalam kegiatan kajian dan dialog ilmiah Islam Nusantara ini walaupun kita ada kendala kita bisa hadir di Masjid Al - Azmi ini. - Sebelumnya kita akan mengadakan kegiatan kajian dan dialog ilmiah Islam Nusantara ini di Gedung PPI Magetan tetapi tdk diijinkan oleh Pihak kepolisian karena dgn alasan Kab. Magetan supaya kondusif.  - Untuk itu mari kita simak penjelasan mengenai Islam Nusantara supaya kita tahu Islam Nusantara itu seperti yg di dengung dengungkan oleh Pok lain.

Penyampaian Pimpinan redaksi majalah Islam An Najah Ustad Mas'ud Izzul Mujahid - Muhammadiyah meminta secara politis agar istilah Islam Nusantara digunakan secara hati-hati dan proporsional, agar tidak menyinggung kelompok yang lain. karena ketika negara mengadopsi satu paham maka konsep keberislaman yang lain juga akan terganggu.- Jika istilah Islam Nusantara digunakan oleh pemimpin negara, maka akan terkesan menganakemaskan kelompok tertentu dan menganaktirikan kelompok lainnya, untuk itu penggunaan istilah ini harus dilakukan secara proporsional.- Komitmen Muhammadiyah untuk meneguhkan visi keislaman sekaligus ingin memantapkan peran kebangsaan dalam mewujudkan Indonesia berkemajuan oleh karena Indonesia yang berkemajuan itulah visi kebangsaan Muhammadiyah.- Memantapkan peran kebangsaan dalam mewujudkan Indonesia berkemajuan itu ditetapkan oleh pendiri bangsa menjadi bangsa yang adil, makmur sejahtera, berdaulat, dan bermartabat dan sekarang Muhammadiyah ingin memantapkan gerakan itu sebagai gerakan dakwah pencerahan.
- Islam di Timur Tengah dulu banyak disebar dengan pedang dan menghilangkan budaya setempat seperti bahasa. berbeda dengan Islam Nusantara yang datang ke Indonesia di antara ribuan tradisi, budaya, agama dan suku. - Islam menurut Muhammadiyah mengandung dua dimensi absolute yang tak dapat dibantah-pisahkan yaitu Islam sebagai ad-Din (agama) dan Islam sebagai syari’ah (ajaran) dan Islam adalah agama yang diwahyukan Allah SWT. sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW, artinya semua agama yang dibawa oleh para Nabi (termasuk Nabi-nabi yang tidak tercantum dalam al-Qur’an, boleh jadi termasuk Kong Hoe Choe, Hindu, Budha, Katholik, dan Protestan) pada prinsipnya semua adalah pembawa dan penganut agama damai (Islam) yang bertugas mendamai dan memakmurkan dunia alam semesta.- Sedangkan Islam sebagai syari’ah yaitu Islam yang hanya diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, konsekuensi logis dari pemahaman tentang Islam ini, sangat sah kalau Muhammadiyah menempatkan semua agama adalah sama, sama-sama prinsip dan merupakan kebutuhan primer bagi para pemeluknya dan menempatkan budaya lokal sebagai kebutuhan skunder, sehingga dengan demikian kemurnian ajaran masing-masing agama terjaga, terhindar dari proses mistisasi, akulturasi dan sinkritisasi.

Penjelasan Dai Madina Ustad Ubaidillah - Islam Nusantara kelanjutan Walisongo pada dasarnya akan terus menyebarkan Islam Nusantara dengan corak dan napas ajaran Walisongo dan NU akan terus melestarikan Islam toleran, Islam yang berdampingan dengan budaya.- Berbeda dengan Islam moderat yg akan melalukan penyebaran atau dakwah sampai dengan kebawah tanpa harus mencampur budaya dengan akidah, karena pada prinsipnya budaya itu belum tentu sejalan dengan akidah.- Untuk itu Muhammadiyah dari waktu ke waktu, dari muktamar ke muktamar selalu meneguhkan komitmen kepada bangsa, komitmen kebangsaan dengan merealisasikan komitmen itu dalam program-program yang sejatinya tidak berbenturan dengan budaya.

Bahwa kegiatan kajian dan dialog ilmiah Islam Nusantara oleh GUIB (Gerakan Umat Islam Bersatu) Magetan bertujuan untuk memberikan wawasan kepada jamaah Muhammadiyah terkait slogan Islam Nusantara supaya tidak berbenturan dengan akidah dan visi misi Muhammadiyah dalam menyebarkan agama Islam yg masih berpedoman dengan Islam timur tengah. (MDC0804)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar