Magetan, bertempat di Masjid Al Asmi Kel. Selosari
Kec/Kab. Magetan telah dilaksanakan kegiatan kajian dan dialog ilmiah Islam
Nusantara oleh GUIB (Gerakan Umat Islam Bersatu) Magetan dengan tema ''Kajian
ilmiah prinsip akidah ahlus sunah wal jamaah'' sebagai penanggung jawab Ketua
GUIB Kab Magetan Sdr Imam Yudianto, SH,MM yg dihadri sekitar 60 orang.
Hadir dalam kegiatan Ketua GUIB
Magetan Sdr Imam Yudianto, SH,MM. Pimpinan redaksi majalah Islam An Najah Ustad
Mas'ud Izzul Mujahid. Dai Madina Ustad Ubaidillah. Pengurus Muhammadiyah Kab Magetan Ustad Anwar
Sanusi. Ketua Forum Komunikasi Aktivis
Masjid Kab Magetan Ustad Zuhaer Azzamillly. Ketua ODOJ/One Day One Juz Kab.
Magetan Sdr Dedi Tri Wahyudi. Ketua
Majelis Qolbun Salim Magetan Sdr Surawan. Jamaah yg tergabung GUIB.
Sambutan Ketua Panitia oleh Ketua GUIB Magetan
Sdr Imam Yudianto, SH,MM Mengucapkan
terima kasih kpd para Iqkwan/jamaah yg telah hadir dalam kegiatan kajian dan
dialog ilmiah Islam Nusantara ini walaupun kita ada kendala kita bisa hadir di
Masjid Al - Azmi ini. - Sebelumnya kita akan mengadakan kegiatan kajian dan
dialog ilmiah Islam Nusantara ini di Gedung PPI Magetan tetapi tdk diijinkan
oleh Pihak kepolisian karena dgn alasan Kab. Magetan supaya kondusif. - Untuk itu mari kita simak penjelasan
mengenai Islam Nusantara supaya kita tahu Islam Nusantara itu seperti yg di
dengung dengungkan oleh Pok lain.
Penyampaian Pimpinan redaksi
majalah Islam An Najah Ustad Mas'ud Izzul Mujahid - Muhammadiyah meminta secara
politis agar istilah Islam Nusantara digunakan secara hati-hati dan
proporsional, agar tidak menyinggung kelompok yang lain. karena ketika negara
mengadopsi satu paham maka konsep keberislaman yang lain juga akan terganggu.-
Jika istilah Islam Nusantara digunakan oleh pemimpin negara, maka akan terkesan
menganakemaskan kelompok tertentu dan menganaktirikan kelompok lainnya,
untuk itu penggunaan istilah ini harus dilakukan secara proporsional.- Komitmen
Muhammadiyah untuk meneguhkan visi keislaman sekaligus ingin memantapkan peran
kebangsaan dalam mewujudkan Indonesia berkemajuan oleh karena Indonesia yang
berkemajuan itulah visi kebangsaan Muhammadiyah.- Memantapkan peran kebangsaan
dalam mewujudkan Indonesia berkemajuan itu ditetapkan oleh pendiri bangsa
menjadi bangsa yang adil, makmur sejahtera, berdaulat, dan bermartabat dan
sekarang Muhammadiyah ingin memantapkan gerakan itu sebagai gerakan dakwah
pencerahan.
- Islam di Timur Tengah dulu
banyak disebar dengan pedang dan menghilangkan budaya setempat seperti bahasa.
berbeda dengan Islam Nusantara yang datang ke Indonesia di antara ribuan
tradisi, budaya, agama dan suku. - Islam menurut Muhammadiyah mengandung dua
dimensi absolute yang tak dapat dibantah-pisahkan yaitu Islam sebagai ad-Din
(agama) dan Islam sebagai syari’ah (ajaran) dan Islam adalah agama yang
diwahyukan Allah SWT. sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW, artinya semua
agama yang dibawa oleh para Nabi (termasuk Nabi-nabi yang tidak tercantum dalam
al-Qur’an, boleh jadi termasuk Kong Hoe Choe, Hindu, Budha, Katholik, dan
Protestan) pada prinsipnya semua adalah pembawa dan penganut agama damai
(Islam) yang bertugas mendamai dan memakmurkan dunia alam semesta.- Sedangkan
Islam sebagai syari’ah yaitu Islam yang hanya diwahyukan kepada Nabi Muhammad
SAW, konsekuensi logis dari pemahaman tentang Islam ini, sangat sah kalau
Muhammadiyah menempatkan semua agama adalah sama, sama-sama prinsip dan
merupakan kebutuhan primer bagi para pemeluknya dan menempatkan budaya lokal
sebagai kebutuhan skunder, sehingga dengan demikian kemurnian ajaran
masing-masing agama terjaga, terhindar dari proses mistisasi, akulturasi dan
sinkritisasi.
Penjelasan Dai Madina Ustad
Ubaidillah - Islam Nusantara kelanjutan Walisongo pada dasarnya akan terus
menyebarkan Islam Nusantara dengan corak dan napas ajaran Walisongo dan NU akan
terus melestarikan Islam toleran, Islam yang berdampingan dengan budaya.-
Berbeda dengan Islam moderat yg akan melalukan penyebaran atau dakwah sampai
dengan kebawah tanpa harus mencampur budaya dengan akidah, karena pada
prinsipnya budaya itu belum tentu sejalan dengan akidah.- Untuk itu Muhammadiyah
dari waktu ke waktu, dari muktamar ke muktamar selalu meneguhkan komitmen
kepada bangsa, komitmen kebangsaan dengan merealisasikan komitmen itu dalam
program-program yang sejatinya tidak berbenturan dengan budaya.
Bahwa kegiatan kajian dan dialog
ilmiah Islam Nusantara oleh GUIB (Gerakan Umat Islam Bersatu) Magetan bertujuan
untuk memberikan wawasan kepada jamaah Muhammadiyah terkait slogan Islam
Nusantara supaya tidak berbenturan dengan akidah dan visi misi Muhammadiyah
dalam menyebarkan agama Islam yg masih berpedoman dengan Islam timur tengah.
(MDC0804)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar