Magetan Komandan Koramil 0804/01
Magetan Menghadiri Kegiatan Istighosah Akbar, Ngaji Kitap Risalah Aswaja,
Upacara Hari Santri Nasional Ke - IV, Pelantikan Lembaga Pcnu Dan Makan Bersama
Ala Santri Di Kabupaten Magetan Tahun 2018. Komandan Ramil 01 Magetan Kapten
Infanteri Kiswanto S.E menghadiri undangan hari santri bertempat Kantor PCNU
Kab Magetan,telah dilaksanakan kegiatan Istighosah Akbar,Pengajian Kitap
Risalah Aswaja,Upacara Hari Santri Nasional ke - IV,Pelantikan lembaga PCNU
Kab.Magetan dan Makan Bersama Ala Santri di Kabupaten Magetan th 2018,dg
mengambil tema"Bersama Santri Damailah Negeriku",sebagai
Penanggungjawab oleh Ka PCNU Kab Magetan KH.Mansyur,MPdi yg diikuti sekitar
2000 orang.
Hadir dalam Kegiatan Istighosah
Akbar dan Hari Santri Nasional Ka PCNU
Kab Magetan KH.Mansur,MPdi. Bupati Magetan diwakili oleh Asisten 1 Magetan Bpk
Hari Suyanto, S.Sos. Dandim 0804/Magetan diwakili oleh Danramil 0804/01 Magetan
Kapten Inf Kiswanto, SE. Kapolres
Magetan AKBP Muslimin, SIK. Ka MUI Kab Magetan KH.Ahmad Sofwan. Pengasuh Ponpes
Handurusiyah Nglopang Parang KH.Muhammad Hunaeni (Unen). Pengasuh Ponpes
Miftahu Nurul Huda Joso Turi KH.Abdul Wakhid. Pengasuh Ponpes Plumpung
KH.Lukman Hidayat. Kasi PD Pontren Drs.H.Yusron,Kholid,MPdi. Ketua Pemuda
Ansyor Gus Wakhid. Para Kyai dan Ulama
NU Kab Magetan. Jajaran Pengurus PCNU
Kab Magetan. Warga NU Kab Magetan. Santriwan
Santriwati SD NU Kab Magetan.
Pelaksanaan Istighosah Akbar. Pengajian Kitab Risalah Aswaja dpp oleh
Pengasuh Ponpes Miftahu Nurul Huda Joso Turi KH.Abdul Wakhid.Doa bersama Oleh
KH.Hunain dari Des.Parang dan KH.Ahmad S dari temboro Magetan. Kh.Patoni dari
Poncol membahas kitab Hajin Arisala K.Hajin Sadari.
Amanat Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH Said Aqil Siroj,
MA,yg dibacakan oleh Ka PCNU Kab Magetan
KH.Mansyur,MPdi Hari ini 4 tahun lalu,
Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo menerbitkan keputusan
bersejarah. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tanggal
22 Oktober 2015 tentang Hari Santri. Keputusan yang bertepatan dengan tanggal 9
Muharram 1437 Hijriyah itu merupakan bukti pengakuan negara atas jasa para
ulama dan santri dalam perjuangan merebut, mengawal, mempertahankan, dan
mengisi kemerdekaan Republik Indonesia. Pengakuan terhadap kiprah ulama dan santri
tidak lepas dari Resolusi Jihad yang dikumandangkan Hadlaratus Syeikh KH.
Hasyim Asy’ari, Rais Akbar Nahdlatul Ulama, pada 22 Oktober 1945. Momentum Hari Santri hari ini perlu
ditransformasikan menjadi gerakan penguatan paham kebangsaan yang bersintesis
dengan keagamaan. Hari Santri juga harus digunakan sebagai revitalisasi etos
moral kesederhaan, asketisme dan spiritualisme yang melekat sebagai karakter
kaum santri. Etos ini penting di tengah merebaknya korupsi, narkoba, LGBT dan
hoax yang mengancam masa depan bangsa. Hari ini santri juga hidup di tengah era
digital. Internet adalah bingkisan kecil dari kemajuan nalar yang menghubungkan
manusia sejagat dalam dunia maya. Ia punya aspek manfaat dan mudharat yang sama
besar. Internet dapat digunakan untuk menebarkan pesan-pesan kebaikan dan
dakwah Islam, tetapi juga bisa dipakai untuk merusak harga diri dan martabat
kemanusiaan dengan ujaran kebencian, fitnah dan hoax. Santri perlu ‘memperalat’
teknologi informasi sebagai media dakwah dan sarana menyebarkan kebaikan dan
kemaslahatan serta mereduksi penggunaannya yang tidak sejalan dengan upaya
untuk menjaga Persatuan dan kesatuan. santri harus siap mengemban amanat yang sangat
berat, namun mulia yaitu amanah agama dan tanah air.penetapan hari santri bukan
intervensi pemerintah terhadap pesantren. Tetapi merupakan bentuk penghargaan
kepada santri dan kaum pesantren yang terus menanamkan keluhuran akhlak dan
kemandirian sebagai jati dirinya, sehingga membentuk karakter bangsa.
Peringatan Hari Santri tahun 2018
ini juga terasa begitu istimewa. Karena seiring peringatan hari santri tahun
ke-empat ini ditetapkan RUU tentang Pesantren dan Pendidikan Keagamaan sebagai
RUU usul inisiatif DPR.
Penetapan RUU Pesantren dan
Pendidikan Keagamaan ini kita nilai sebagai berkah dan karunia agung dari Allah
SWT. Nahdlatul Ulama bersyukur dan menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah berjuang melahirkan rancangan undang-undang ini
di DPR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar